__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengajak Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Tani Merdekauntuk berkolaborasi dalam upaya pengentasan kemiskinan, khususnya di kalangan petani Indonesia. Ajakan tersebut disampaikan saat menerima audiensi pengurus Tani Merdeka di kantor Kementerian Sosial, Jakarta.

“Kemensos tahu kita tidak bisa sendirian mengentaskan kemiskinan. Maka kita perlu kolaborasi dengan pihak-pihak di luar Kemensos,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).

Agus menjelaskan bahwa arah program Kementerian Sosial ke depan akan mengalami pergeseran dari perlindungan dan jaminan sosial menuju pemberdayaan masyarakat. Perubahan ini, kata dia, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong masyarakat agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada bantuan sosial.

“Di program kemandirian ini, Kemensos tidak bisa sendiri, maka kita berkolaborasi salah satunya dengan sektor swasta,” tambahnya.

Agus juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menargetkan tingkat kemiskinan nasional turun hingga di bawah 5 persen pada 2029. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan melakukan penyesuaian pada berbagai program dan instrumen, termasuk melalui pembentukan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat.

“Kalau Tani Merdeka bisa terlibat dalam program pemberdayaan, kita bisa jalan bareng,” tegasnya.

Berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sekitar 52 persen masyarakat miskin di Indonesia berprofesi sebagai buruh tani, dengan mayoritas berada di Pulau Jawa. “Secara logika statistik, jika buruh tani bisa diintervensi dengan baik, maka angka kemiskinan bisa turun,” jelas Agus.

Sementara itu, Ketua Umum DPN Tani Merdeka Don Muzakir menyampaikan bahwa organisasinya memiliki berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mulai dari advokasi, pembinaan, hingga pendampingan.

“Buruh tani adalah masyarakat yang gajinya tidak menentu. Kami ingin memperjuangkan agar buruh tani memiliki standar Upah Minimum Regional (UMR),” ujar Don.

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan) agar bantuan pemerintah tepat sasaran. “Kadang-kadang bantuan itu malah dijual. Jangan sampai masyarakat tiap tahun terus-menerus meminta bantuan,” ungkapnya.

Selain itu, Tani Merdeka juga memantau persoalan pupuk dan mengembangkan program tumpang sari jagung dan cabai di daerah miskin sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat desa.

“Kami siap bekerja sama dengan Kemensos untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkas Don.

Yusuf Wicaksono

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie