__temp__ __location__

HARIAN NEGERI - Cilegon, Sejumlah kiai kampung dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Cilegon menggelar Istighosah Kebangsaan dan Refleksi Reformasi 1998 di Saung Rumah Peradaban Banten, Sabtu (24/5/2025). 

Dalam acara ini, mereka memanjatkan doa bersama untuk keselamatan bangsa, mengenang perjuangan reformasi, dan secara khusus mendoakan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon, Abah Salim, yang saat ini tengah menghadapi ujian besar dalam kepemimpinannya.

Acara bertajuk “Mendoakan Indonesia dari Kampung” tersebut berlangsung dalam suasana khidmat di tengah lantunan doa dan zikir. Doa bersama dipimpin sejumlah kiai sepuh dan diikuti oleh para santri, aktivis muda, serta tokoh masyarakat. Mereka memanjatkan harapan agar Indonesia senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, serta dijauhkan dari perpecahan dan ketidakadilan.

Pendiri Rumah Peradaban Banten, Huluful Fahmi, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar spiritual masyarakat kampung untuk negeri. Doa tidak hanya ditujukan bagi para pejuang Reformasi 1998, namun juga bagi tokoh-tokoh yang saat ini berjuang di lini-lini strategis, seperti Abah Salim, yang dinilai memiliki kontribusi nyata dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kami mendoakan Abah Salim agar terus diberi kekuatan, kesehatan, dan ketulusan dalam menjalani amanah sebagai Ketua Kadin. Beliau bukan hanya pemimpin lembaga, tapi juga sosok yang membumi dan konsisten menggerakkan dunia usaha berkolaborasi dengan para pengusaha lokal,” ujar Fahmi.

Dikenal dekat dengan para kiai dan pelaku usaha, Abah Salim dianggap sebagai pemimpin lokal yang mampu menjembatani kepentingan ekonomi dan sosial masyarakat. Dukungan dalam bentuk doa ini dipandang sebagai simbol restu moral dari akar rumput, sekaligus bentuk solidaritas atas tantangan yang tengah ia hadapi.

"Mendoakan Abah Salim menjadi penting karena beliau merepresentasikan kepemimpinan yang merakyat dan tidak berjarak. Kami tahu beliau sedang menghadapi ujian besar, dan kami yakin beliau mampu melaluinya dengan baik. Doa kami menyertainya,” ungkapnya.

Rangkaian istighosah juga diisi dengan pembacaan tahlil untuk para korban tragedi Mei 1998 dan pembacaan puisi reflektif oleh aktivis muda. Kegiatan berlangsung hingga sore hari dan ditutup dengan makan bersama secara sederhana di halaman saung.

“Doa dari kampung ini adalah simbol kekuatan spiritual rakyat. Dari tempat sederhana, kami ingin menjaga Indonesia tetap berada di jalur kebaikan, dan memberi dukungan moral kepada para pemimpin yang bekerja untuk rakyat,” ujar Fahmi.

Agung Gumelar

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *