__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia mengungkap peredaran narkoba dengan modus baru: cairan narkotika disamarkan dalam rokok elektrik atau vape pods. Kasus ini terkuak setelah aparat menggagalkan dua pengiriman ilegal dari Malaysia dan Prancis.

Kepala BNN RI Komjen Pol. Marthinus Hukom menjelaskan, dari Malaysia petugas menemukan kiriman berisi 80 mililiter ganja sintetis jenis MDMB 4en-PINACA beserta satu unit vape pod dengan tujuan Pandeglang, Banten. Sementara dari Prancis, BNN membongkar penyelundupan 3 kilogram ketamin bubuk yang diduga akan diolah menjadi cairan vape. Tak hanya itu, aparat juga menyita 1.860 cartridge rokok elektrik siap edar.

“Penemuan ini menunjukkan betapa cepatnya perkembangan zat psikoaktif baru yang berbahaya. Sekarang, narkoba bahkan sudah dikemas dalam bentuk cairan rokok elektrik,” tegas Marthinus dalam konferensi pers di Kantor BNN, Jakarta, dikutip dari antaranews.com, Jumat (22/8).

Ia menekankan perlunya regulasi khusus terkait zat psikoaktif baru yang digunakan dalam campuran cairan rokok elektrik. “Pengaturan ini mendesak, agar masyarakat terlindungi dari dampak buruk yang mungkin mereka tidak sadari,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Deputi Pemberantasan BNN RI, Budi Wibowo, mengungkap kronologi kasus tersebut. Menurutnya, pengiriman narkoba dari Malaysia berhasil terdeteksi Bea Cukai pada 7 Agustus 2025.
“Tim kemudian melakukan control delivery ke alamat tujuan di Pandeglang dan pada 9 Agustus kami mengamankan dua tersangka, RSR dan M,” jelasnya.

Sementara itu, pengungkapan kasus penyelundupan dari Prancis dilakukan pada 19 Agustus. Dari operasi tersebut, BNN menangkap dua orang berinisial JA dan XZ. “Di rumah tersangka XZ di Bogor, petugas menemukan 1.860 cartridge berisi cairan ketamin yang siap diedarkan sebagai liquid vape,” kata Budi.

Sebagai tindak lanjut, BNN kini tengah meneliti berbagai merek rokok elektrik yang beredar di pasaran. Ratusan sampel telah dikumpulkan untuk diperiksa di laboratorium.
“Dari 187 sampel yang kami uji, 107 sudah keluar hasilnya, sementara 80 lainnya masih dalam proses,” tambah Budi.

Gusti Rian Saputra

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie