__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez, menyoroti kasus dugaan suap dalam vonis lepas korporasi sawit terkait ekspor CPO tahun 2022. Ia menyebut skandal ini tak hanya menyangkut hukum, tetapi juga menyisakan luka sosial di tengah masyarakat.

"Rakyat sudah susah karena minyak goreng langka, kini tambah kecewa karena pelaku dilepaskan. Mereka jadi korban dua kali," kata Gilang di Jakarta, sebagaimana dikutip dalam laman Antara News, Kamis (19/6).

Ia menyebut vonis bebas terhadap lima korporasi, termasuk Wilmar Group, sebagai bentuk nyata lemahnya sistem hukum yang bisa dikendalikan oleh kekuatan uang. “Jika vonis bisa dibeli, maka keadilan jadi barang dagangan,” tegasnya.

Gilang mendesak lembaga penegak hukum bersih-bersih internal dan menindak semua pihak terlibat. Ia juga mendorong DPR membentuk pansus untuk mengusut tuntas kasus ini.

Sebelumnya, Kejagung menyita Rp11 triliun dari lima korporasi sawit, namun para terdakwa dinyatakan bebas oleh Pengadilan Tipikor dan kini proses kasasi tengah berjalan di Mahkamah Agung.

Gusti Rian Saputra

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie