HARIAN NEGERI, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan wisata sejarah yang mengedepankan pengalaman langsung (experience-based heritage tourism). Ia menilai bahwa pemanfaatan teknologi digital serta sinergi antarkementerian sangat penting agar cerita perjuangan para pahlawan nasional dapat tersampaikan secara efektif kepada kalangan muda dan wisatawan.
"Kami bisa bantu dari sisi endorsement, atau membantu pengembangan platform agar lebih vibrant, efektif, dan menarik. Tapi untuk produksi dan promosi besar-besaran, perlu kerja sama dengan kementerian lain yang memang punya mandat itu," jelasnya dalam diskusi bersama perwakilan Adventure Documentary Festival Academy (ADFA) di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Selasa (6/05/2025).
Menurut Nezar, pendekatan narasi yang dipadukan dengan teknologi seperti pemandu wisata digital yang mengintegrasikan peta dan video singkat bisa menjadi solusi inovatif dalam memperkenalkan sejarah secara lebih memikat.
"Sejarah tidak akan menarik untuk semua orang, kecuali kita membuatnya menjadi menarik. Tugas kita sebagai kreator, seniman, kerja kreatif, membuat hal-hal penting menjadi menarik," tegasnya.
Ia menekankan pentingnya mengevaluasi penerimaan masyarakat terhadap film-film sejarah yang telah dirilis sebelumnya sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan konten serupa di masa mendatang. Ia mendorong pelaku industri kreatif untuk menggali lebih dalam preferensi dan minat publik.
“Silahkan di-eksplore, konsepnya dipertajam, dan lihat perkembangan generasi sekarang. Harus disesuaikan dengan generasi sekarang yang biasa membaca sejarah atau potongan film sejarah dalam ekosistem digital seperti TikTok," ujarnya.
Nezar sebelumnya turut hadir dalam peluncuran film dokumenter produksi ADFA berjudul Sisingamangaraja XII pada awal Maret lalu. Ia meyakini bahwa film bertema pahlawan nasional dapat membangkitkan minat generasi muda untuk mempelajari dan meneladani tokoh-tokoh perjuangan bangsa, terlebih bila dikemas secara modern dan didukung teknologi digital.
“Mungkin kita gabungkan antara yang virtual dengan yang real. Katakanlah kita menciptakan platform tour guide gitu, dengan wisata sekaligus dapat pengetahuan sejarah. Ini wisata sejarah berbasis pengalaman atau experience-based heritage tourism. Jadi dihubungkan misalnya dengan Google Maps, begitu sampai di satu titik, di sini ada pop-up-nya,” tuturnya.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami