HARIAN NEGERI, Jakarta — Tren olahraga berat seperti maraton, bersepeda jarak jauh, hingga high intensity interval training (HIIT) semakin digemari, terutama di kalangan generasi muda. Namun, di balik semangat untuk hidup sehat dan bugar, terdapat risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Muhammad Agi R., Sp.JP, mengingatkan pentingnya pemeriksaan jantung sebelum memulai aktivitas fisik intens. “Ketika kita melakukan olahraga berat, jantung bekerja jauh lebih keras karena peningkatan denyut nadi, tekanan darah, dan metabolisme,” ujarnya dalam siaran langsung Instagram Kementerian Kesehatan RI, Senin (28/4).
Tanpa kondisi jantung yang prima, aktivitas ini dapat meningkatkan risiko gangguan serius seperti henti jantung mendadak, bahkan pada individu muda yang merasa sehat. Dr. Agi mengimbau semua orang, baik muda maupun tua, untuk melakukan pemeriksaan jantung terlebih dahulu, meskipun tidak memiliki keluhan sebelumnya.
Pemeriksaan yang direkomendasikan meliputi evaluasi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, serta tes penunjang seperti elektrokardiogram (EKG), uji treadmill, dan ekokardiografi. “Kalau atlet profesional saja bisa kolaps di lapangan, apalagi kita yang bukan atlet,” tegasnya, merujuk pada kasus tragis yang menimpa Miklos Fehér dan Marc-Vivien Foé.
Dr. Agi juga mengingatkan pentingnya mengenali tanda-tanda bahaya saat berolahraga. Gejala seperti pingsan mendadak, nyeri dada berat, dan penurunan kesadaran merupakan kondisi darurat yang memerlukan pertolongan medis segera.
Dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan berkala, masyarakat dapat menghindari risiko serius dan berolahraga dengan aman. “Ini bukan soal formalitas, tapi bentuk investasi jangka panjang untuk kesehatan dan keselamatan pribadi,” pungkasnya.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami