HARIAN NEGERI, Jakarta — Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta Selatan pada awal pekan ini mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD DKI Jakarta sekaligus Penasihat Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), August Hamonangan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Databoks, sebanyak 20 Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Selatan terendam banjir pada Selasa (8/7) pagi. Dua kecamatan yang paling terdampak adalah Mampang Prapatan dan Pasar Minggu.
“Banjir kemarin turut mengenai daerah Mampang Prapatan dan Pasar Minggu. Di sana, kondisinya lumayan parah, bahkan di Kelurahan Bangka tinggi air sempat mencapai 100 cm,” ujar August, Rabu (10/7).
August menambahkan, laporan dari warga juga menunjukkan adanya genangan di berbagai titik lain dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Ia menilai banjir telah menjadi persoalan kolektif yang terus berulang dan sangat meresahkan warga Jakarta Selatan.
Salah satu penyebab utama banjir kali ini, kata August, adalah luapan Kali Krukut yang tidak mampu menampung debit air akibat hujan deras yang disertai air kiriman dari wilayah hulu.
“Kali Krukut meluap, dan bisa jadi banjir ini juga merupakan banjir kiriman dari daerah hulu yang memperparah curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir,” jelasnya.
Tak hanya Jakarta Selatan, banjir juga merambah wilayah Jakarta Timur. August menyoroti kondisi di sekitar Kali Ciliwung, khususnya di kawasan Kelurahan Cililitan, yang turut terdampak parah.
“Tinggi air di Cililitan bahkan ada yang sampai 120 cm. Ini menunjukkan bahwa dampak luapan sungai semakin meluas dan makin mengkhawatirkan,” ujar August.
Ia menegaskan bahwa kejadian banjir kali ini harus menjadi peringatan serius bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera mengambil langkah konkret. Menurutnya, penanganan banjir tak bisa hanya bersifat reaktif, tetapi harus dimulai dari perbaikan di wilayah hulu.
“Kita tidak bisa terus-menerus menyalahkan hujan atau air kiriman. Saatnya kita bergerak dari hulu: perbanyak daerah resapan, perkuat dinding penahan, dan pastikan aliran air lancar ke hilir,” tegasnya.
August juga menyoroti kurangnya ruang terbuka hijau dan minimnya daerah resapan air sebagai salah satu penyebab banjir yang tak kunjung teratasi.
“Permasalahan seperti minimnya ruang hijau dan wilayah serapan air harus segera ditangani. Jangan tunggu Jakarta terendam lagi,” ujarnya.
Untuk itu, ia mendesak agar Pemprov DKI segera menyusun strategi penanganan banjir yang konkret, terukur, dan berkelanjutan.
“Masyarakat kita sudah terlalu sering jadi korban. Mereka lelah dan ingin solusi nyata. Jangan biarkan banjir jadi rutinitas yang tak pernah selesai,” pungkasnya.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami