Buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain kaya manfaat, buah memiliki beragam bentuk dan rasa yang bisa disesuaikan dengan selera dan kemampuan finansial. Dibandingkan harus membeli suplemen makanan, konsumsi buah menjadi alternatif yang lebih alami, mudah dijangkau, serta dapat mendukung ekonomi petani lokal.
Meskipun pasar dibanjiri produk impor, buah lokal tetap memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tak kalah berkualitas. Cara mengonsumsi buah pun sangat praktis: ada yang cukup dicuci dan langsung dimakan, ada pula yang perlu dikupas terlebih dahulu, dijadikan rujak, atau diblender menjadi jus segar.
Dilansir dari RS Jiwa Dr. Radjiman terkait cara konsumsi, muncul pertanyaan dari seorang ibu anggota posyandu di Desa A: lebih sehat mana, makan buah utuh atau dalam bentuk jus? Jawabannya, konsumsi buah secara utuh (potong) lebih disarankan karena kandungan serat alaminya masih terjaga. Saat buah dijadikan jus, sebagian antioksidan dan serat dapat hilang selama proses pengolahan. Padahal, serat sangat penting untuk membantu pencernaan serta mencegah pertumbuhan sel kanker, terutama kanker usus besar.
Konsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup juga berperan dalam menjaga tekanan darah, kadar gula dan kolesterol, serta mengurangi risiko sembelit dan obesitas. Menurut Kementerian Kesehatan (2014), gaya hidup yang tidak sehat berkontribusi pada meningkatnya angka Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia, seiring pergeseran tren penyakit dari menular ke tidak menular.
Memang, sebagian orang terutama anak-anak lebih menyukai buah dalam bentuk jus karena lebih halus dan menyegarkan. Namun, penting untuk memperhatikan bahan tambahan yang digunakan. Hindari menambahkan terlalu banyak gula atau susu kental manis. Perlu juga diwaspadai minuman kemasan berlabel “jus” yang sebenarnya hanya minuman berperisa buah dengan kandungan gula tinggi, sedikit buah asli, serta mengandung bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna. Untuk itu, biasakan membaca label gizi pada kemasan sebelum membeli.
Mari konsumsi buah 2–3 porsi setiap hari demi menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah meningkatnya kasus penyakit tidak menular. Imbauan ini juga selaras dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang menekankan tiga hal utama: aktivitas fisik, deteksi dini penyakit, dan konsumsi buah serta sayur.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Sebanyak 67,5% masyarakat hanya mengonsumsi 1–2 porsi buah dan sayur per hari dalam seminggu. Mari tingkatkan kesadaran kita bersama, karena pola makan sehat adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami