__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Gaza – Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Barsh, mengungkapkan bahwa lebih dari 360 tenaga medis di Jalur Gaza telah ditangkap oleh militer Israel. Hingga kini, hanya 20 dari total 38 rumah sakit yang masih berfungsi meskipun dalam kapasitas terbatas.

“Kami kehilangan lebih banyak warga akibat dampak tidak langsung dari perang dibandingkan mereka yang gugur dalam serangan,” ujar al-Barsh kepada Al Jazeera, dikutip oleh antaranews.com pada Selasa (29/4).

Ia menegaskan, kelompok anak-anak dan ibu hamil menjadi yang paling rentan terdampak. Lebih dari 40 ribu anak kehilangan orang tua, sekitar 100 anak meninggal dunia karena tertahan di perbatasan, dan hampir satu juta anak tidak lagi menerima bantuan kemanusiaan yang bersifat vital.

Israel juga dilaporkan telah memutus aliran listrik ke fasilitas desalinasi air di Gaza serta menghentikan masuknya truk bantuan ke wilayah tersebut.

Sejak gencatan senjata berakhir pada 1 Maret, Israel melanjutkan serangan militer dengan alasan penolakan Hamas terhadap proposal gencatan yang didukung Amerika Serikat.

Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) sebelumnya melaporkan lonjakan kasus penjarahan terhadap bantuan kemanusiaan akibat krisis pangan dan kelangkaan kebutuhan pokok di tengah blokade dan operasi militer yang terus berlangsung.

Gusti Rian Saputra

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie