__temp__ __location__
`

HARIAN NEGERI, Jakarta - Udik Jatmiko, seorang anak penjual lontong asal Kediri, merayakan pencapaian luar biasa yang tak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak orang, Senin (24/2/2025).

Dengan penuh haru dan kebanggaan, ia resmi menyandang gelar Doktor (S3) dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, sekaligus meraih predikat cumplaude Dldengan indeks prestasi yang mendekati sempurna, yaitu 3,9 dalam skala penilaian 4.

Udik juga berhasil menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Gelar yang kini disandangnya Udik Jatmiko menjadi bukti nyata atas kerja keras dan ketekunannya dalam menuntut ilmu.

Udik membawa menunjukkan kepedulian besar terhadap daerahnya dalam disertasi nya yang bertema peran job crafting dan work integrity memiliki dampak signifikan dalam mendorong perilaku kerja inovatif di kalangan pendamping desa.

Udik menunjukkan bahwa pendamping desa yang menerapkan job crafting mampu menyesuaikan tugas dan tanggung jawab mereka dengan minat serta potensi diri, sehingga meningkatkan motivasi dan kinerja mereka dalam menjalankan program-program pembangunan desa.

Sementara itu, integritas kerja yang tinggi menjadi landasan utama dalam menjaga kepercayaan masyarakat desa, memastikan bahwa setiap inovasi yang diterapkan benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan lokal.

Kolaborasi antara kreativitas dalam merancang pekerjaan dan etika kerja yang kuat ini membentuk dasar bagi terciptanya solusi-solusi yang lebih adaptif dan berkelanjutan dalam pemberdayaan masyarakat desa di Kabupaten Kediri.

Lahir dari keluarga sederhana, Udik Jatmiko tumbuh dalam suasana yang jauh dari kemewahan. Orang tuanya yang seorang penjual lontong dan bekerja keras di ladang, memberikan pelajaran berharga tentang perjuangan dan kerja keras.

Meski hidup dalam keterbatasan, Udik tak pernah surut semangat. Ia percaya bahwa pendidikan adalah jalan untuk merubah nasib dan menggapai mimpi-mimpi besar. Dengan tekad yang kuat, ia menapaki jenjang pendidikan dari sarjana hingga magister, dan akhirnya menginjakkan kaki di jenjang doktoral.

Sebelum melanjutkan studi S3, Udik sempat mengabdikan dirinya sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Kediri. Meski universitas tersebut tidak mampu sepenuhnya menghargai potensinya, Udik tidak menyerah. Sebaliknya, tantangan tersebut justru menjadi bahan bakar semangatnya untuk lebih berprestasi.

Ia belajar banyak dari pengalaman itu, dan hal ini semakin memotivasi langkahnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di STIESIA Surabaya.

Selama tiga tahun menjalani studi doktoralnya, Udik harus menghadapi berbagai tantangan, baik secara akademis maupun finansial. Namun, dengan tekad yang bulat dan dukungan dari keluarga serta teman-teman, ia berhasil mengatasi semuanya.

Tidak hanya berhasil lulus, ia juga mencatatkan prestasi luar biasa dengan menyandang predikat cumlaude, sebuah pencapaian yang membanggakan dirinya, keluarganya, dan tentu saja orang-orang yang selalu mendukungnya.

"Dalam perjalanan ini, saya tidak hanya meraih gelar doktor, tetapi juga meraih kemenangan bersama keluarga saya. Terutama orang tua saya, yang telah mengorbankan banyak hal demi mendukung saya. Juga para guru, dosen, dan sahabat-sahabat yang terus memberikan semangat. Pencapaian ini adalah hasil kerja keras kita bersama," ujar Udik dengan suara bergetar, penuh haru, dalam sambutan di sidang terbuka.

Keberhasilan Udik Jatmiko ini tidak hanya sekadar pencapaian akademik, tetapi juga menjadi simbol dari semangat pantang menyerah. Ia membuktikan bahwa meskipun datang dari latar belakang yang sederhana, dengan ketekunan, kerja keras, dan semangat untuk terus belajar, semua rintangan dapat diatasi.

Ia menjadi contoh hidup bagi mereka yang merasa bahwa keterbatasan ekonomi atau latar belakang keluarga bisa menjadi penghalang untuk meraih impian.

Kini, Udik berkomitmen untuk terus mengabdi di dunia akademik dan masyarakat. Ia berharap dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk tidak menyerah dalam mengejar pendidikan dan meraih masa depan yang lebih baik.

"Tetaplah rendah hati, dan selalu berusaha memberikan manfaat bagi orang lain, tanpa merendahkan atau menginjak orang lain. Itulah pesan yang ingin saya sampaikan kepada semua," tambahnya.

Kisah perjuangan Udik Jatmiko, dari seorang anak penjual lontong dan buruh tani hingga meraih gelar doktor, menjadi bukti hidup bahwa kesabaran, ketekunan, dan kegigihan dalam menghadapi segala ujian hidup adalah kunci untuk mengubah arah kehidupan menjadi lebih bermakna.

Dari hari ini, ia bukan lagi hanya seorang anak penjual lontong, melainkan seorang doktor yang membawa harapan besar untuk masa depan yang lebih cerah.

Iklan Kesbangpol PBD
Yusuf Wicaksono

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *