__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Jawa Barat menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden pelecehan profesi ahli gizi dalam Rapat Konsolidasi SPPG yang diselenggarakan di Kabupaten Bandung pada Minggu (16/11/2025).

Kabupaten Bandung yang ditunjuk sebagai pilot project seharusnya menjadi contoh penerapan standar tertinggi, bukan justru tempat terjadinya de-profesionalisasi yang mengancam kualitas gizi pelajar.

Sekretaris PW PII Jawa Barat, Atqiya Fadhil menilai pernyataan seorang pejabat publik yang menyebut ahli gizi “sombong” dan mengusulkan penggantian mereka dengan “anak-anak SMA cerdas fresh graduate” yang dilatih 3 bulan sebagai bentuk penghinaan terhadap disiplin keilmuan dan ancaman serius bagi kesehatan pelajar di Jawa Barat.

“Kami menolak keras gagasan mengganti tenaga ahli gizi yang menempuh pendidikan tinggi dan tersertifikasi dengan pelatihan vokasional singkat. Hal tersebut merupakan bentuk de-profesionalisasi ekstrem yang berpotensi menurunkan kualitas, keamanan pangan, dan pemenuhan gizi pelajar,” ujarnya.

PW PII Jabar menegaskan bahwa kesehatan pelajar tidak boleh dikorbankan hanya demi efisiensi anggaran atau penyesuaian administratif.

Sebagai tuan rumah acara, PW PII Jawa Barat menyayangkan sikap diam Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang dan Sony Sanjaya dalam forum tersebut. Ketika standar profesi ahli gizi diserang di tanah Jawa Barat, pimpinan BGN yang hadir justru tidak menunjukkan pembelaan terhadap mandat teknis yang mereka emban.

Sikap pasif ini ditafsirkan sebagai ketundukan pada tekanan politik yang mengabaikan aspek ilmiah dan keselamatan pelajar.

Meski telah ada klarifikasi dari Kepala BGN di tingkat pusat serta mediasi di DPR, PW PII Jawa Barat menegaskan bahwa pengawasan lapangan tetap menjadi hal yang krusial.

“Kami menyambut baik rencana kolaborasi BGN dan PERSAGI, namun menuntut agar implementasi di Kabupaten Bandung dan seluruh Jawa Barat dilakukan dengan standar yang ketat, transparan, dan bebas dari kompromi kualitas,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, PW PII Jawa Barat akan menginstruksikan seluruh kader PII di wilayah pilot project untuk terlibat aktif dalam pemantauan pemenuhan standar gizi di setiap dapur SPPG. PW PII memastikan tidak ada standar profesional yang diturunkan demi kenyamanan logistik atau kepentingan non-teknis lainnya.

Yusuf Wicaksono

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie