HARIAN NEGERI, Kulon Progo – Jalur kereta api yang melintasi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini menjadi daya tarik tersendiri berkat panorama alamnya yang memesona. Penumpang disuguhi pemandangan khas pedesaan Jawa yang memanjakan mata dari balik jendela kereta, menjadikan perjalanan bukan sekadar mobilitas, tetapi juga pengalaman visual yang mengesankan.
Dikutip dalam laman antaranews.com, Feni Novida Saragih, Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, menyampaikan bahwa rute ini menawarkan lanskap yang memikat: mulai dari hamparan sawah hijau, aliran Sungai Progo, hingga Perbukitan Menoreh yang menyatu harmonis dengan perkampungan tradisional.
“Dengan puluhan perjalanan kereta setiap hari dari arah timur dan barat, Kulon Progo bukan hanya menjadi jalur lintasan, tetapi juga etape penting yang menyuguhkan perpaduan kenyamanan dan keindahan alam,” ujarnya, Kamis.
Terletak di bagian barat DIY, Kulon Progo kini makin dikenal sebagai salah satu jalur kereta api paling indah di Pulau Jawa. Menumpang kereta melalui wilayah ini memungkinkan penumpang menikmati lanskap yang serupa lukisan, lengkap dengan fasilitas nyaman, bebas macet, dan perjalanan yang aman.
Salah satu titik yang paling menonjol adalah Kelok Mertan View di Dusun Mertan, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo. Di lokasi ini, rel kereta meliuk di tengah bentang sawah dan perbukitan, menciptakan pemandangan dramatis layaknya ular besi yang menari di alam terbuka. Saat cuaca cerah, latar Gunung Merapi dan Merbabu semakin mempercantik visual. Tak heran, spot ini menjadi buruan para penggemar kereta api dan wisatawan yang ingin mengabadikan momen langka tersebut.
Tak hanya menyuguhkan keindahan dari dalam kereta, Kulon Progo juga menyimpan potensi wisata luar ruang yang luar biasa. Destinasi seperti Waduk Sermo, Kalibiru, Pule Payung, Bukit Isis, dan Nglinggo Highland menjadi magnet bagi wisatawan yang menginginkan udara segar, pemandangan memukau, serta aktivitas aman untuk keluarga dan anak-anak. Lokasi-lokasi ini pun dapat dijangkau dengan mudah dari Stasiun Wates, stasiun utama di kabupaten ini.
Stasiun Wates sendiri terus berkembang. Kini, stasiun ini melayani lebih banyak perjalanan antarkota, termasuk kereta eksekutif dan ekonomi generasi terbaru seperti KA Lodaya, Jaka Tingkir, Mataram, dan Senja Utama Solo. Bagi penumpang dengan bujet terbatas, tersedia pula KA ekonomi seperti Kahuripan dan Kutojaya Selatan.
“Keindahan alam, kemudahan akses, dan fasilitas yang terus membaik membuat Kulon Progo layak menjadi destinasi, bukan sekadar jalur lewat,” kata Feni menegaskan.
Daya tarik Kulon Progo semakin lengkap dengan hadirnya Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang terhubung langsung dengan Stasiun Wates melalui layanan KA Bandara. Integrasi antarmoda ini menjadikan Kulon Progo sebagai simpul strategis bagi sektor logistik, pariwisata, dan transportasi di selatan Jawa.
PT KAI Daop 6 Yogyakarta pun terus berupaya mengembangkan simpul-simpul pariwisata berbasis kereta api. Feni mengungkapkan bahwa Stasiun Wates berpeluang besar untuk dikembangkan sebagai pusat mobilitas kawasan, guna mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, pariwisata, serta gaya hidup ramah lingkungan.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami