HARIAN NEGERI, Jakarta - Pebasket 3x3 keturunan Belanda–Amerika Serikat, Bryan Alberts, terus menunjukkan ketangguhannya di panggung dunia meski hidup dengan diabetes tipe 1 sejak usia 10 tahun.
Laman Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) 3x3 melaporkan pada Jumat bahwa sejak muda, Alberts telah menjalani hidup yang serba terukur, mulai dari pola makan hingga persiapan pertandingan.
“Saya dulu harus menusuk jari 10 kali sehari dan menyuntik insulin setiap makan, jadi semuanya harus direncanakan tidak ada spontanitas,” kata Alberts.
Pemain andalan tim Amsterdam Rabobank dan tim nasional 3x3 Belanda itu menjadikan disiplin serta manajemen kesehatan sebagai fondasi utama kariernya.
Kedisiplinan tersebut kembali membuahkan hasil akhir pekan lalu ketika Amsterdam Rabobank meraih gelar perdana pada FIBA 3x3 World Tour 2025 di Bucharest.
Bagi Alberts, kemenangan tersebut menjadi bentuk pembuktian atas kerja keras dan konsistensi dirinya serta tim.
“Kami selalu percaya untuk terus berkembang setiap turnamen meski hasilnya belum terlihat. Semua pemain berkontribusi, dan kepercayaan diri ini semoga bertahan hingga FIBA 3x3 World Tour Final 2025 di Manama, Bahrain, 21–22 November,” ujarnya.
Selain tampil di kompetisi profesional, Alberts juga memperkuat Belanda pada FIBA 3x3 World Cup dan Europe Cup 2025. Ia menyebut kesempatan membela tim Oranje sebagai sebuah kehormatan, terutama karena bisa tampil di hadapan keluarga besarnya di Belanda.
Namun, perjalanan sebagai atlet dengan diabetes tidak selalu mudah, terlebih ketika harus menempuh perjalanan panjang dan menghadapi perbedaan zona waktu. Situasi tersebut membuatnya harus lebih sering memantau kadar gula darah, menjaga hidrasi, dan menyesuaikan jadwal insulin secara ketat.
Alberts menegaskan bahwa diabetes tidak menghalanginya untuk meraih prestasi dan justru memberinya pelajaran tentang disiplin serta pentingnya menjaga kesehatan.
Ia juga menyampaikan pesan kepada para atlet muda yang menghadapi kondisi serupa:
“Terus berjuang, temukan ritme masing-masing, dan jangan terpengaruh keraguan orang terhadap kemampuan diri sendiri.”
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami