__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) melakukan kunjungan silaturahmi dan diskusi kebangsaan bersama Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, pada Jumat (23/5/2025), bertempat di Kompleks MPR/DPR RI, Senayan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian konsolidasi nasional PII dalam menyambut agenda Indonesia Emas 2045.

Ketua Umum PB PII, Abdul Kohar Ruslan, menyampaikan bahwa PII konsisten menaruh perhatian pada isu-isu strategis dunia pendidikan, arah kebijakan pelajar, serta pembinaan generasi muda Islam.

“PII ingin mengambil peran dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Pelajar hari ini adalah generasi penerus yang akan mengisi keberlanjutan sejarah bangsa,” tegas Kohar.

Hidayat Nur Wahid: PII Harus Jadi Pilar Umat dan Penjaga Dunia

Dalam sambutannya, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyampaikan apresiasi atas militansi dan konsistensi PII dalam membina pelajar. Ia menilai bahwa tantangan menuju 2045 bukan hanya bersifat nasional, tetapi juga global.

“Kegiatan PII sangat kontemporer. Tapi menuju 2045 tidak mudah. Dunia sedang gonjang-ganjing. Kezaliman di Gaza, krisis global, semuanya akan berdampak pada kita. Pelajar Indonesia perlu memiliki kesadaran itu,” jelasnya.

Hidayat juga menyoroti persoalan serius yang kini dihadapi pelajar seperti judi online, narkoba, kekerasan seksual, hingga perundungan yang makin marak. Menurutnya, pembinaan iman, takwa, dan akhlak mulia adalah pondasi dari generasi emas yang sesungguhnya.

“Generasi emas itu harus cerdas, beriman, dan bertakwa. Itu bukan pilihan, tapi keharusan,” tegasnya.

Sejarah Berulang, PII Harus Persiapkan 2045 seperti 1945

Mengutip Ibnu Khaldun, Hidayat menegaskan bahwa sejarah sejatinya adalah pengulangan. Jika kemerdekaan Indonesia pada 1945 dipersiapkan sejak 1924, maka generasi PII hari ini adalah mereka yang akan mewarisi dan memimpin Indonesia pada 2045.

“PII harus membuat pilar-pilar peradaban. Harus kokoh. Sejarah 2045 adalah pengulangan 1945. Dan 1945 dipersiapkan sejak dua dekade sebelumnya. Maka generasi PII hari ini harus menyadari tanggung jawab sejarah itu,” pungkas Hidayat.

PII menegaskan komitmennya untuk menjadi bagian dari solusi bangsa, tidak hanya dalam isu pendidikan, tetapi juga dalam mendorong keadilan sosial, peradaban Islam, dan solidaritas kemanusiaan global.

Kunjungan ini diakhiri dengan peneguhan semangat kolaboratif antara PII dan institusi negara, serta tekad bersama untuk membangun masa depan pelajar Indonesia yang unggul, adil, dan berdaya.

Yusuf Wicaksono

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *