HARIAN NEGERI, Temanggung - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) melalui program Tular Nalar kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun literasi digital yang inklusif dengan menyelenggarakan kelas bertajuk "Ayo Bareng Tuli Cakap Digital" di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (18/5).

Kegiatan yang menyasar 21 peserta dari Komunitas Tuli Temanggung Bersenyum ini berlangsung di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Temanggung. Kelas ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas kelompok rentan dalam menghadapi maraknya informasi palsu dan penipuan digital.
"Literasi digital adalah kebutuhan semua kelompok masyarakat, termasuk difabel. Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan bahwa saudara-saudara tuli juga memiliki akses pengetahuan yang sama dalam bersikap bijak dan kritis di ruang digital," ujar Ayik Teteki, Program Officer Tular Nalar.

Dalam kegiatan tersebut, Tular Nalar berkolaborasi dengan UKM Forum Ramah Difabel (FORDA) Universitas Muhammadiyah Magelang, serta melibatkan fasilitator dari kalangan tuli sendiri yakni Iqbal, Ihsan, dan Putri. Seluruh penyampaian materi menggunakan bahasa isyarat agar dapat diakses dengan lebih mudah dan efektif oleh para peserta.
Perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Temanggung, Yuni Astuti, turut membuka acara dan menyampaikan apresiasi atas inisiatif inklusif tersebut. Materi disampaikan dalam bentuk interaktif, diawali dengan sesi ice breaking, dilanjutkan pemaparan dari Iqbal yang mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap informasi digital.
"Kita harus waspada jangka panjang, bukan hanya sesaat. Jangan mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial tanpa verifikasi," pesan Iqbal melalui bahasa isyarat.
Peserta juga diperkenalkan dengan situs turnbackhoax.id serta nomor WhatsApp Kalimasada MAFINDO (0859-2160-0500) sebagai sarana verifikasi informasi yang mencurigakan.
Sesi dilanjutkan dengan diskusi dan berbagi pengalaman. Salah satu peserta, Anisa, menceritakan pernah menjadi korban penipuan undian palsu melalui pesan WhatsApp. “Ada grupnya, bahkan disertai KTP koordinator. Tapi ternyata itu palsu,” ungkapnya menggunakan bahasa isyarat.
Kegiatan ditutup dengan permainan kuis interaktif sebagai evaluasi pemahaman peserta. Panitia menyebut dalam releasenya bahwa kelas ini merupakan bagian dari rangkaian menuju Tular Nalar Summit 2025 yang akan diselenggarakan pada Juni di Yogyakarta, dengan tema “Semesta Kolaborasi”. Sebelumnya, program serupa juga telah digelar di Wonosobo dan Magelang.
Selain komunitas tuli, Tular Nalar turut menyasar kelompok rentan lainnya seperti buruh migran, transpuan, dan penghayat kepercayaan dalam upaya membangun ketahanan masyarakat terhadap hoaks di era digital.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami