
Mengapa Gen Z Cepat Bosan? Mengungkap Dampak Revolusi Digital pada Rentang Perhatian Generasi Muda
Oleh Habiba Nabila
Generasi Z, atau yang sering disebut sebagai Gen Z, adalah generasi yang lahir dalam era digital dengan akses tak terbatas ke informasi dan hiburan instan. Ironisnya, kemudahan ini justru melahirkan tantangan baru: rentang perhatian yang semakin pendek dan kecenderungan cepat bosan. Mengapa generasi yang paling terkoneksi justru kesulitan bertahan dalam satu aktivitas untuk waktu yang lama? Apakah ini akibat revolusi digital yang menciptakan pola pikir serba instan, atau ada faktor psikologis lain yang membuat mereka terus mencari rangsangan baru? Berikut penjelasannya.
1. Akses Informasi yang Berlimpah
Dengan internet di ujung jari, Gen Z dapat mengakses berbagai informasi kapan saja. Namun, banyaknya pilihan justru membuat mereka cepat merasa jenuh. Mereka terbiasa dengan konten yang selalu baru dan menarik, sehingga ketika dihadapkan pada aktivitas yang monoton atau kurang menantang, rasa bosan mudah muncul.
2. Kebiasaan Multitasking
Gen Z terbiasa melakukan berbagai hal sekaligus, seperti mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik atau menonton video. Kebiasaan ini membuat mereka sulit untuk fokus pada satu aktivitas dalam jangka waktu lama, karena perhatian mereka mudah teralihkan.
3. Ekspektasi Tinggi terhadap Hiburan
Terbiasa dengan hiburan yang cepat dan seru, seperti video pendek atau game, Gen Z menginginkan pengalaman yang terus berubah dan menarik. Jika itu tidak tercapai, mereka merasa bosan.
4. Kurangnya Tantangan
Gen Z sering merasa bahwa aktivitas sehari-hari terlalu mudah dan kurang menantang, membuat mereka kehilangan motivasi.
5. Pengaruh Media Sosial
Kebiasaan scrolling di media sosial membuat Gen Z terbiasa dengan konten yang selalu baru. Jika tidak ada yang menarik, rasa bosan datang begitu saja.
6. Tidak Sabar
Dengan segala sesuatu yang serba instan, kesabaran Gen Z cenderung lebih rendah. Mereka ingin hasil yang cepat dan sering kali tidak bisa bertahan dengan sesuatu yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang.
7. Kurangnya Koneksi Emosional
Gen Z cenderung mencari makna dan tujuan dalam apa yang mereka lakukan. Jika mereka tidak merasa terhubung secara emosional dengan suatu aktivitas, mereka cenderung cepat kehilangan minat.
Fenomena 'Jam Koma'
Istilah 'Jam Koma' merujuk pada kondisi kelelahan kognitif yang dialami Gen Z setelah melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi dan aktivitas intelektual yang terus menerus. Kelelahan ini membuat mereka merasa sulit untuk terus fokus, berpikir secara jernih, atau menyelesaikan tugas secara efektif.
Mengatasi Rasa Bosan pada Gen Z
Untuk membantu Gen Z mengatasi rasa bosan dan meningkatkan kemampuan mereka dalam bertahan pada satu aktivitas, beberapa langkah dapat diambil:
- Mencari Tantangan Baru: Mereka aktif mencari pekerjaan atau aktivitas yang selalu berkembang.
- Fokus pada Passion: Generasi Z adalah generasi yang cenderung mengejar pekerjaan yang sesuai dengan minat mereka.
- Mengadopsi Work-Life Balance: Mereka lebih memilih pekerjaan yang bisa memberikan keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.
Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan unik Gen Z, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi mereka untuk tetap termotivasi dan terlibat dalam berbagai aktivitas tanpa cepat merasa bosan.
Sumber
https://youngontop.com/7-alasan-gen-z-mudah-bosan
https://umsida.ac.id/fenomena-jam-koma-gen-z-ini-6-cara-mengatasinya
https://vokasinews.id/artikel/gen-z-gampang-bosenan-ini-faktanya-yang-wajib-kamu-tahu
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami