HARIAN NEGERI, Jakarta– Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengajak mahasiswa di seluruh Indonesia untuk proaktif melawan berbagai bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal, termasuk perundungan dan kekerasan seksual yang masih kerap terjadi di lingkungan kampus.

Ajakan tersebut disampaikan Menteri Arifah dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (27/8).

“Saya mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk bersama-sama membangun budaya kampus yang berlandaskan penghormatan kepada harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kesetaraan,” kata Arifah Fauzi.

Ia menegaskan, salah satu bentuk sikap proaktif adalah keberanian mahasiswa dalam melaporkan kasus-kasus kekerasan yang dialami maupun diketahui. “Pencegahan dan penanganan kekerasan di kampus membutuhkan komitmen dari seluruh pihak, termasuk perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat, bahkan keluarga,” ujarnya.

Selain itu, Menteri PPPA juga mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan masa studi sebaik-baiknya, tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga pengembangan diri di luar kelas. Menurutnya, periode perkuliahan merupakan momen strategis dalam membentuk karakter, kapasitas, serta kepemimpinan generasi penerus bangsa.

“Kalian adalah generasi penerus bangsa 20 tahun yang akan datang. Semua ada di tangan anak-anakku yang sekarang bukan lagi sebagai siswa di sekolah, tetapi sudah menjadi mahasiswa, pelopor, dan fondasi Indonesia yang akan datang,” tutur Arifah.

Ia menambahkan, mahasiswa perlu saling memotivasi dan mendukung agar bersama-sama menjadi generasi emas Indonesia 2045. “Ambil ilmu sebanyak-banyaknya, manfaatkan setiap kesempatan, dan jadilah pelopor bagi masa depan bangsa,” pungkasnya.