__temp__ __location__

Bulan Ramadan sering disebut sebagai momen yang penuh berkah, di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa dengan harapan mendapatkan ketenangan jiwa dan kedekatan spiritual yang lebih dalam. Namun, bagi sebagian orang, puasa justru bisa menjadi tantangan emosional yang cukup besar. Ada yang merasa lebih sabar dan damai, tetapi tak sedikit juga yang justru lebih mudah marah dan tersinggung. Sebenarnya, bagaimana sih pengaruh puasa terhadap regulasi emosi kita?

Puasa dan Kontrol Emosi

Secara teori, puasa mengajarkan kita untuk menahan diri, bukan hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari hal-hal yang bisa merusak ibadah, termasuk emosi negatif. Dalam Islam, menjaga lisan dan perilaku selama berpuasa adalah bagian dari ibadah itu sendiri. Namun, di sisi lain, kondisi fisik kita juga bisa mempengaruhi mood dan emosi selama menjalankan puasa.

Ketika kita berpuasa, tubuh mengalami perubahan kadar gula darah dan hormon. Hal ini bisa berdampak pada cara kita mengelola emosi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika kadar gula darah turun, seseorang lebih rentan mengalami perubahan mood, termasuk mudah tersinggung dan kurang sabar. 

Namun, ada juga yang justru merasa lebih tenang karena mereka sadar bahwa puasa adalah latihan spiritual yang mengharuskan mereka untuk lebih mengontrol diri.

Mengapa Ada yang Lebih Tenang Saat Puasa?

Meningkatkan Kesadaran Diri 
Saat berpuasa, kita lebih banyak merenung dan mengendalikan dorongan impulsif. Proses ini secara tidak langsung melatih kita untuk lebih mindful dalam menghadapi berbagai situasi.

Peningkatan Spiritualitas 
Banyak orang merasa lebih damai selama Ramadan karena lebih banyak beribadah, berdoa, dan membaca Al-Qur’an. Aktivitas ini memiliki efek menenangkan yang membantu mengelola emosi.

Efek Hormon Bahagia 
Ketika kita bisa mengontrol diri dan berhasil melewati tantangan puasa, tubuh akan melepaskan hormon dopamin dan serotonin yang meningkatkan perasaan bahagia dan kepuasan.

Mengapa Ada yang Lebih Mudah Marah?

Penurunan Gula Darah 
Ketika tubuh kekurangan asupan makanan dalam waktu lama, kadar gula darah menurun, yang bisa menyebabkan tubuh merasa lelah dan otak lebih sulit mengontrol emosi. 

Kurang Tidur 
Pola tidur selama Ramadan sering berubah karena harus bangun untuk sahur. Kurang tidur dapat meningkatkan stres dan memperburuk kontrol emosi.

Kondisi Lingkungan 
Kemacetan saat pulang kerja menjelang berbuka, pekerjaan yang menumpuk, atau tekanan sosial bisa memperburuk suasana hati.

Bagaimana Mengatasi Emosi Selama Puasa?

Atur Pola Makan: Pastikan sahur dan berbuka dengan makanan yang seimbang agar energi tetap stabil sepanjang hari.

Cukup Istirahat: Usahakan tidur cukup agar tubuh tetap segar dan pikiran lebih jernih.

Kelola Stres dengan Ibadah: Gunakan momen Ramadan untuk lebih banyak berzikir, berdoa, dan membaca Al-Qur’an.

Alihkan Fokus: Saat mulai merasa emosi meningkat, coba tarik napas dalam-dalam atau lakukan aktivitas yang menenangkan seperti mendengarkan musik atau membaca.

Kesimpulan

Efek puasa terhadap emosi seseorang bisa berbeda-beda. Ada yang menjadi lebih tenang karena lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi ada juga yang lebih mudah tersulut emosi karena faktor fisik dan lingkungan. Yang terpenting, puasa bisa menjadi latihan yang baik untuk meningkatkan kesabaran dan kontrol diri, asal kita bisa mengelolanya dengan cara yang tepat.

Sumber

https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/ciri-gejala-gula-darah-rendah-hipoglikemiam

https://www.haibunda.com/moms-life/20230316112928-76-299672/kenapa-orang-puasa-sering-emosi-ternyata-ada-penjelasan-ilmiahnya

 

 

Gusti Rian Saputra

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *