Oleh: Syaefunnur Maszah
Islam dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan erat yang telah terjalin sejak awal peradaban Islam. Sejak turunnya wahyu pertama, yang dimulai dengan perintah membaca (Iqra’), Islam menekankan pentingnya ilmu.
Al-Qur’an dan hadis banyak mengandung ayat serta sabda Nabi yang mendorong umatnya untuk berpikir, meneliti, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarahnya, Islam tidak hanya menyerap ilmu dari peradaban sebelumnya, tetapi juga mengembangkan serta mewariskannya kepada dunia, yang akhirnya menjadi fondasi ilmu pengetahuan modern.
Banyak pemikir Islam klasik yang berperan besar dalam pengembangan ilmu, seperti Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Biruni. Mereka tidak hanya meneliti, tetapi juga menciptakan teori-teori baru yang menjadi dasar bagi perkembangan ilmu modern.
Al-Khawarizmi, misalnya, dikenal sebagai bapak aljabar, sebuah ilmu yang kini menjadi dasar dalam komputasi dan teknologi digital. Ibn Sina dengan karyanya Al-Qanun fi al-Tibb menjadi rujukan dalam dunia kedokteran selama berabad-abad.
Para pakar modern juga mengakui kontribusi besar Islam dalam ilmu pengetahuan. Seyyed Hossein Nasr, seorang filsuf Muslim kontemporer, menyebut bahwa sains Islam tidak hanya bersifat praktis, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang menyatukan ilmu dengan nilai-nilai ketuhanan.
Karen Armstrong, seorang sejarawan Barat, menulis bahwa peradaban Islam adalah jembatan penting dalam penyebaran ilmu dari dunia kuno ke Eropa, yang kemudian memunculkan Renaisans.
Dalam bidang teknologi digital, konsep algoritma yang ditemukan Al-Khawarizmi menjadi elemen kunci dalam pengembangan kecerdasan buatan dan pemrograman komputer.
Kontribusi Islam dalam ilmu pengetahuan tidak berhenti di era klasik. Banyak teknologi modern yang berakar dari temuan para ilmuwan Muslim. Sistem bilangan biner dalam komputer, misalnya, dikembangkan dengan dasar dari angka nol yang diperkenalkan oleh ilmuwan Muslim kepada dunia Barat.
Prinsip kerja kamera yang ditemukan oleh Ibn al-Haytham kini menjadi dasar bagi teknologi optik dan digital imaging yang digunakan dalam ponsel pintar dan perangkat modern lainnya.
Al-Qur’an sendiri menegaskan pentingnya ilmu dan penelitian dalam banyak ayat, seperti dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11 yang menyatakan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.
Hadis Nabi juga menegaskan, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah). Islam tidak hanya mendorong umatnya untuk mencari ilmu, tetapi juga menggunakannya untuk kemaslahatan manusia.
Kontribusi Islam dalam ilmu pengetahuan membawa nilai-nilai positif yang besar. Salah satunya adalah semangat eksplorasi dan inovasi yang berbasis pada etika.
Berbeda dengan pandangan sekuler yang sering memisahkan sains dari moralitas, Islam menempatkan ilmu dalam bingkai nilai-nilai ketuhanan.
Inilah yang menjadikan ilmu pengetahuan bukan sekadar alat untuk mencari keuntungan materi, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dampak positif dari kontribusi Islam dalam ilmu pengetahuan dapat dirasakan hingga kini. Teknologi digital yang berkembang pesat tidak lepas dari kontribusi ilmuwan Muslim.
Dunia komputasi, kecerdasan buatan, hingga sistem keamanan digital banyak bergantung pada teori-teori yang dikembangkan sejak era keemasan Islam.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya memiliki sejarah kejayaan dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga tetap relevan dalam perkembangan teknologi masa kini.
Kesadaran akan warisan intelektual Islam ini seharusnya menjadi dorongan bagi umat Muslim untuk kembali menghidupkan semangat keilmuan. Islam bukanlah agama yang anti terhadap sains dan teknologi, melainkan justru mendorong kemajuan berbasis nilai-nilai ketuhanan.
Dengan memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan, umat Muslim dapat terus berkontribusi dalam peradaban global dan membuktikan bahwa Islam adalah agama yang selaras dengan kemajuan zaman.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami